BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini,
perkembangan linguistik sangat pesat. Aspek lain yang berkaitan dengan
bidang-bidang kajian bahasa juga berkembang. Kajian tentang bahasa tidak hanya
meliputi satu aspek saja, tetapi telah meluas ke bidang atau aspek-aspek di
luar bahasa yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dan kehidupan manusia.
Teori linguistik terapan merupakan cabang linguistik yang memusatkan perhatian
pada teori umum dan metode-metode umum dalam penelitian bahasa. Cabang
linguistik bisa terbagi atas fonologi, morfologi, sintaksis, dan Semantik. Oleh
karena itu, linguistik terapan ini bisa diterapkan dalam segala bidang. Salah
satunya adalah bidang pendidikan. Lebih tepatnya dalam hal pembelajaran bahasa.
Dalam hal ini, perlu diadakannya pembahasan lebih mendalam tentang hubungan
linguistiuk terapan dengan pembelajaran bahasa.
1.2 Tujuan
1. Mendeskripsikan lingustik antar
disiplin
2. Menjelaskan berbagai sifat
telaahnya linguistik
3. Mendeskripsikan unsur – unsur
linguistik
4. Menjelaskan pengertian linguistik
terapan
5. Menjabarkan sejarah linguistik terapan
6. Menjelaskan Objek kajian linguistik terapan
7. Mendeskripsikan Hubungan linguistik terapan dengan
pembelajaran bahasa
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Linguistik Antar Disiplin
Linguistik merupakan suatu disiplin
ilmu.Linguistik merupakan ilmu,otonom. Menurut Koentjaraningrat (1977),
linguistik termasuk ilmu-ilmu sosial dasar. Sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan, tentu mempunyai subdisiplinya. Di bawah ini akan di bicarakan
subdisiplin linguistik itu secara garis besarnya. Untuk itu kita dapat
melihatnya dari segi :
A.
Linguistik di lihat dari pembidanganya,
di lihat dari segi pembidanganya, maka linguistik dapat dibagi atas :
·
Linguistik umum
Linguistik umum memberikan gambaran umum
tentang suatu bahasa sehingga menghasilkan teori bahasa yang bersangkutan. Pada
linguistik umum diberikan ciri umum bahasa manusia, diuraikan secara sederhana,
umum, tepat dan objektif.
Linguistik
umum memberikan informasi umum mengenai teori prosedur kerja dan paham-paham
yang berkembang dalam linguistik.
·
Linguistik Terapan
Ilmu yang berusaha menerapkan hasil
penelitian dalam bidang linguistik untuk keperluan praktis. Linguistik terapan
dapat juga dimanfaatkan untuk memecahkan persoalan-peroalan praktis yang banyak
sangkut pautnya dengan bahasa. Jadi, linguistik hanya dipakai sebagai alat.
Misalnya, dalam pengajaran bahasa, linguistik dapat di manfaatkan untuk
mengajarkan bahasa agar perolehan anak akan lebih meningkat.
·
Linguistik Teoritis
Linguistik teoritis mengutamkan
penelitian bahasa dari segi internal. Jadi, meneropong bahasa bahasa dari
kegiatan-kegiatan yang di jumpai dalam
bahasa.
Istilah
linguistik teoristik hendaknya anda bedakan dengan istilah teori linguistik.
·
Sejarah linguistik
Dengan sejarah linguistik dimaksudkan
sebagai uraian kronologis tentang perkembanagan linguistik dari masa ke masa,
dari periode ke periode dengan sejarah itu para ahli dapat mengetahui dan dapat
membandingkan periode dengan periode yang lain.
B. Linguitik
dilihat dari segi sifat telaahnya, dari segi sifat telaahnya linguistik dapat
di bagi atas:
·
Linguistik Mikro
Dengan linguistik mikro dimaksudkan
sebagai linguistik yang sifat telaahnya lebih sempit. Artinya bersifat
internal. Hanya melihat bahasa sebagai bahasa. Meneropong kegiatan-kegiatan
yang kita jumpai dalam bahasa saja.
·
Linguistik Makro
Bersifat luas. Sifat telaahnya eksternal.
Meneropong kegiatan bahasa pada bidang-bidang lain, misalnya pada bidang
ekonomi, sejarah.
C.
Linguistik dilihat dari segi pendekatan
objeknya,telah diketahui bahwa objek linguistik adalah bahasa. Bahasa dapat
dilihat secara :
·
Deskriptif
Melihat bahasa apa adanya. Bahasa yang
hidup sekarang, bahasa ketika peneliti sedang mengadakan kegiatan penelitian
dan analisis.
·
Historis komparatif
Membandingkan dua bahasa atau lebih pada
periode yang berbeda.
·
Kontrastif
Membatasi
diri pada perbandingan bahasa-bahasa pada periode tertentu atau sezaman.
·
Sinkronis
Bahasa pada masa tertentu
·
Diakronis
Ingin mempersoalkan, menguraikan atau
menyelidiki perkembangan bahasa dari
masa ke masa
D.
Linguistik dilihat dari segi ilmu lain,
bawahan linguistik dapat pula kita lihat dari ilmu-ilmu lain yang tidak
sekerabat. Kita dapat melihat linguistik dari psikologis, antropologi,
sosiologi dan sebagainya yang menghasilkan nama tersendiri dalam bidang linguistik.
·
Dari Segi Psikologis
Seorang linguis dapat memanfaatkan
psikologi untuk menganalisis perolehan bahasa. Psikolinguistik adalah ilmu yang
mempelajari bahasa akibat latar belakang kejiwaan penutur bahasa.
·
Dari Segi Sosiologi
Seorang linguis dapat memanfaatkan
sosiologi untuk menganalisis bahasa yang ia temukan dengan sosio linguistik,
kita terpanggil untuk mempelajari dan menyelesaikan konflik bahasa dan
perencanaan bahasa di daerah tertentu.
·
Dari Segi Antropologi
Antropolinguistik mempelajari hubungan
antara bahasa, penggunaan bahasa, dan kebudayaan pada umumnya.
·
Dari Segi Aljabar
Dengan linguistik aljabar dimaksudkan
ilmu yang berhubungan dengan sistem-sistem formal yang dapat dipergunakan oleh
linguis.
E.
Linguistik dilihat dari segi penerapanya,
dibagi menjadi tiga unsur yaitu :
·
Dialektologi
Dialektologi disebut pula variasi bahasa
berdasarkan geografi, tetapi hendaknya kita ingat bahwa dialektologi tidak sama
dengan studi tentang dialek. Dialektologi mempelajari serta membanding-bandingkan
bahasa-bahasa yang masih serumpun untuk mencari titik persamaan dan titik
perbedaanya.
·
Leksikologi
Dengan leksikologi orang ingin mengetahui
munculnya suatu kata pada suatu bahasa, perubahan makna dan bagaimana cara
memakai kata-kata itu dalam kehidupan sehari-hari.
·
Leksikostatik
Leksikostatik adalah ilmu yang
mempelajari umur kata sejak mula adanya. Ilmu ini cukup memusingkan kepala
karena mempergunakan rumus-rumus statistik. Leksikostatik dapat dimanfaatkan
untuk menentukan bahasa induk atau bahasa proto.
F.
Linguistik Dilihat dari teori atau
aliran yang mendasarinya, Pembagian linguistik atau subdisiplinya dapat pula
kita lihat dari sudut teori atau aliran yang mendasarinya. Dalam dunia
linguistik, terdapat dua teori yang kemudian berkembang namanya menjadi aliran
linguistik yaitu struktur dan transformasi. Dari kedua aliran ini terdapat pula
linguistik struktural dan linguistik transformasi.
2.2
Pengertian Linguistik Terapan
Kata linguistik berasal dari bahasa
Latin lingua yang berarti bahasa. Menurut Pringgodigdo dan Hasan
Shadili, sebagaimana dikutip oleh Mansoer Pateda, “linguistik adalah
penelaahan bahasa secara ilmu pengetahuan. Linguistik menurut AS
Hornby berarti ilmu bahasa atau metode mempelajari bahasa. Sedangkan
kata terapan artinya memakai atau menggunakan. Jadi bisa di simpulkan bahwa
linguistik terapan adalah pemanfaatan pengetahuan tentang alamiah bahasa yang
dihasilkan oleh peneliti bahasa yang dipergunakan untuk meningkatkan
keberhasilan tugas-tugas praktis yang menggunakan bahasa sebagai komponen inti.
2.3
Sejarah Linguistik Terapan
Di Britania Raya, sekolah pertama linguistik diterapkan diperkirakan
telah dibuka di tahun 1957 di Universitas Edinburgh dengan Ian
Catford sebagai Kepala. Di Amerika Serikat,
Sejarah Linguistik Terapan di Indonesia, hingga saat ini studi
linguistik di Indonesia belum ada catatan yang lengkap, meskipun studi
linguistik di Indonesia sudah berlangsung lama dan cukup semarak. Pada awalnya
penelitian bahasa di Indonesia dilakukan oleh para ahli Belanda dan Eropa
lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan pemerintahan kolonial. Pendidikan
formal linguistik di fakultas sastra (yang jumlahnya juga belum seberapa) dan
di lembaga-lembaga pendidikan guru sampai akhir tahun lima puluhan masih
terpaku pada konsep-konsep tata bahasa tradisional yang sangat bersifat
normatif.
Perubahan baru terjadi, lebih tepat disebut perkenalan dengan
konsep-konsep linguistik modern. Pada tanggal 15 November 1975, atas prakarsa
sejumlah linguis senior berdirilah organisasi kelinguistikan yang diberi nama Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI).
Anggotanya adalah para linguis yang
kebanyakan bertugas sebagai pengajar di perguruan tinggi negeri atau swasta dan
di lembaga-lembaga penelitian kebahasaan.
2.4 Objek Kajian Linguistik Terapan
Objek kajian linguistik terapan tidak lain adalah bahasa, yakni bahasa
manusia yang berfungsi sebagai sistim komunikasi yang menggunakan ujaran
sebagai medianya; bahasa keseharian manusia, bahasa yang dipakai sehari-hari
oleh manusia sebagai anggota masyarakat tertentu, atau dalam bahasa Inggris
disebut denganan ordinary language atau a natural language. Ini berarti
bahasa lisan (spoken language) sebagai obyek primer linguistik, sedangkan
bahasa tulisan (written language) sebagai obyek sekunder linguistik, karena
bahasa tulisan dapat dikatakan sebagai “turunan” bahasa lisan.
Ferdinand De Saussure (1857-1913) seorang
ahli linguistik kebangsaan Swiss yang dianggap sebagai bapak linguistik modern menegaskan
bahwa objek linguistik mencakup langage, langue dan parole.
Langage (Inggris; Linguistic disposition) adalah bahasa pada umumnya,
seperti dalam ungkapan “manusia mempunyai bahasa, sedangkan hewan tidak
mempunyai bahasa”. Langue (Inggris; language) berarti bahasa tertentu seperti
bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Indonesia dan lain-lain. Sedangkan parole
(Inggris; speech) berarti logat, ucapan atau tuturan.
Sebenarnya kata Language dalam bahasa Inggris meliputi baik langage
maupun langue dalam bahasa Perancis. Namun demikian, parole merupakan objek
kongkrit linguistik, langue merupakan objek yang sudah lebih abstrak, sedangkan
langage merupakan objek yang paling abstrak.Sebenarnya ada beberapa ilmu yang
berhubungan dengan linguistik terapan sebagai objek kajiannya, antara lain:
1)
Linguistik terapan atau ilmu-ilmu tentang aspek-aspek bahasa; dan dalam hal ini
bahasa digunakan dalam arti
harfiyah. Inilah yang disebut pure linguistik atau linguistik murni.
2)
Ilmu-ilmu tentang bahasa; dan dalam hal ini, istilah bahasa digunakan dalam
arti metaforis atau kiasan. Contoh ilmu yang termasuk kategori ini adalah
kinesik dan paralinguistik. Kinesik adalah ilmu tentang gerak tubuh atau kial
atau language, seperti anggukan kepala, isyarat tangan dan lain-lain.
Paralinguistik adalah ilmu yang memusatkan perhatiannya pada
aktifitas-aktifitas tertentu yang mengiringi pengucapan bahasa, seperti desah
nafas, decak, ketawa, batuk-batuk kecil, bentuk-bentuk tegun seperti ehm, anu,
apa itu, apa ya dan lain sebagainya.
3)
Ilmu tentang pendapat-pendapat mengenai bahasa. Contohnya metalinguistik, yakni
ilmu yang membicarakan seluk beluk “bahasa” yang dipakai untuk menerangkan
bahasa yang tercermin dalam istilah studi teori linguistik, studi metode
linguistik dan lain-lain.
4)
Ilmu-ilmu mengenai ilmu bahasa. Yang termasuk kategori ini adalah studi-studi
yang mengkhususkan dirinya pada ilmu linguistik itu sendiri, sperti studi
tentang sejarah perjalanan ilmu linguistik, studi linguistik pada abad ke dua
puluh dan lain-lain.
Cabang linguistik yang mempelajari aspek bunyi bahasa adalah
fonologi. Tataran morfem atau kata dipelajari dalam morfologi. Tataran
frase atau kalimat dibahas dalam sintaksis. Sedangkan aspek makna bahasa
dipelajari dalam ilmu tersendiri yang disebut semantik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa cabang-cabang linguistik
ditinjau dari tatarannya terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis dan
semantik.Istilah bahasa memang sering disalah fahami oleh orang.
Sebagian orang menganggap bahasa mencakup semua sarana yang bisa digunakan
sebagai alat komunikasi seperti tulisan, isyarat, gerakan tangan dan bibir yang
digunakan oleh kelompok orang tuli dan bisu dan lain-lain. Oleh karena itu
perlu ada definisi yang jelas mengenai bahasa yang menjadi objek kajian
linguistik. Dalam ilmu linguistik bahasa juga diartikan sebagai alat komunikasi
yang dengannya pesan dapat tersampaikan. Namun demikian, ada perbedaan antara
bahasa dengan alat komunikasi yang lain berkaitan dengan medianya. Sebagai
contoh, dalam tulisan, medianya adalah simbol-simbol tertulis, dalam isyarat
medianya adalah gerakan tubuh. Sedangkan dalam bahasa, media yang digunakan
untuk berkomunikasi adalah bunyi-bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat organ
manusia.
Dalam perspektif ilmu linguistik, sistim atau alat komunikasi lain yang
tidak menggunakan bunyi ujaran sebagai medianya tidak termasuk bidang kajian
linguistik. Dari sini jelaslah bahwa objek kajian linguistik adalah sistim
bunyi yang terartikulasi dan digunakan oleh manusia dalam komunikasi antar
mereka.
Linguistik terapan menggunakan metode ilmiah seperti metode induktif dan
deduktif dalam meneliti bahasa. Metode induktif digunakan dalam menyusun
generalisasi dari hasil penelitian yang diambil dari observasi-observasi yang
mendalam. Sedangkan metode deduktif digunakan pada saat seorang linguis ingin
menguji validitas atas teori atau hukum yang telah mapan sebelum ia melakukan
penelitian.
Ciri ilmu yang terakhir adalah bahwa ilmu itu tidak bersifat statis
tetapi dinamis. Kedinamisan linguistik ditandai dengan keterbukaannya terhadap
perubahan terutama jika ada data tambahan atau penemuan baru yang menolak
teori-teori sebelumnya. Linguistik adalah ilmu yang selalu tumbuh dan
berkembang serta senantiasa memperhatikan temuan-temuan baru. Ini berarti
mereka yang menyebut dirinya seorang linguis harus bersikap terbuka dan
senantiasa menerima kebenaran-kebenaran baru dari hasil penelitian kebahasaan
yang ada. Ketika seorang linguis meneliti bahasa dan membuat kesimpulan atas
penelitiannya, ia tidak boleh menganggap kesimpulannya sebagai kebenaran final.
Apa yang benar pada saat tertentu belum tentu dianggap benar pada saat yang
lain akibat adanya bukti atau data yang baru yang menggugurkannya.
Dengan demikian pencarian kebenaran ilmiah merupakan suatu proses yang
tidak akan pernah berhenti, dan inilah kekuatan sebuah ilmu yang akan selalu
mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan.
2.5
Hubungan Linguistik Terapan dengan Pembelajaran Bahasa
Mengenai kaitan linguistik terapan dan pengajaran bahasa, Soenardji menjelaskan sebagai berikut:
Analisis ilmiah atas berbagai gejala yang terumuskan menjadi kaidah fonologik,
morfologik dan sintaktis diproses menjadi bahan
ajar dalam pengajaran bahasa. Hasil pembahasan akademik dan hasil penelitian
yang punya bobot teoritik kebahasaan ditransfer menjadi dalil-dalil pemandu
pemakaian bahasa yang baik dan benar melalui kegiatan pendidikan bahasa. Kalau
kita umpamakan linguistik dan pengajaran sebagai dua kutub, maka antara dua
kutub itu perlu adanya penyambung yang dapat melayani keduanya dengan
sebaik-baiknya.
Selanjutnya Ramelan
menyatakan, jika para linguis struktural percaya akan sumbangan linguistik
terhadap pengajaran bahasa, maka linguis transformsional tidak pernah mengklaim
demikian.
Menurut yang terakhir, linguistik adalah suatu ilmu yang otonom, yang
mencoba mempelajari bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan manusia tanpa
mempertimbangkan kemungkinan teori mereka tentang bahasa dapat diterapkan pada
pengajaran bahasa.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Linguistik terapan adalah pemanfaatan
pengetahuan tentang alamiah bahasa yang dihasilkan oleh peneliti bahasa yang
dipergunakan untuk meningkatkan keberhasilgunaan tugas-tugas praktis yang
menggunakan bahasa sebagai komponen inti.